Sabtu, 24 Desember 2011

kakakku sayang

Kau seperti nuraniku tunjukan arah benderang lorong- lorong kehidupan kelamku Kau nyanyikan nasihat saat salah hampir menguasai diri Kau warnakan tawa di hari2 kabungku prakatamu merdu penuh tulus menjagai melodimu lembut temaramkan arogansi simfonimu tenang memeluk hati seutuh kasih Kakakku sayang bawalah ukiran cerita lewati waktu untuk kita entah kala pertemuan maya entah saat nyata menjemput atau sekedar bergandeng jemari berlari di awan impian kita tetapkan kita mengisi melengkapi menegarkan masing2 lengah dan kurangnya kita memaknakanmu membuatku berarti atas catatatan anugrah Allah menitiskanmu dilembar hari yang sempat kusesali dengan hampa dan kauingkari sebab kosong

pangeran kesedihan

tatapan matanya yang padam menenangkan dan cekungan hitam dibawah bening koreanya begitu sayu.. bibirnya yang kering terkadang pecah berdarah membuat bibirnya yang diam seribu bahasa itu merah bara.. parasnya cerah putih dengan dua garis alis hitam membuat ketampanannya berkoar tapi entah mengapa selalu kelabu rautnya.. hatinya begitu lembut dan kiranya banyak ketulusan disana.. hal itu membuatnya suka menyimpan duka,luka,kecewa sendirian lapang lagi khusyu menerima segalanya maka mungkin Tuhan memberi keajaiban pada hatinya sehingga kerapuhan justru menegarkannya..

Loneliness

Bersama mega mega muram yang kesana kemari dihaluan kelam.. Raga bersadar di dataran bumi yang beku.. Sesekali binar dewi malam yang bundar mencuri pandang melirik lirik dengan caya redup tak pasti.. menghentak ego memaksa untuk melukis apa yang menyesak dada.. Membuat jemari angan seingin mengukir sepi karena rindu rindu tlah membucah.. Sempat asa tlah patah karena yang ku dapati senyap sepi dan rindu makin melantakkan hati.. Bukan ukiran rindu yang mewujudkan lalu memelukku seeratnya.. Tapi hanya angin tajam dari ufuk bimasakti yang membelai belai sampai mataku sayu beruraian hujan kesedihan.. Dan tetap membiar kesepian setia menggantung hati yang terus bersua rindu rindu bisu tak terungkapkan..

Selasa, 22 November 2011

Cinta edelwais

Edelwais tepian sepi..
kelopak rasa yang begitu
rapi..
cercahnya seadanya
lembut membelai lepas
segala jeruji menikam.. menjagai sepenuh hati agar
sepi tak lagi berkoar
memuram..
datangnya tak dinaya tapi
dalamnya setia putih
merpati.. walau luka hujami selaksa
pesakitan senyumnya
mengarungi dan
memaafkan selapangnya
demi rasa padanya sejati..
indah sederhana namun abadi terbeku dirinai
sanubari..

Prakata rasaku

Aku tahu ini jalanku.. Hidup
untuk mencari manis dari
pahit.. Mendapat bahagia
dari luka.. Mendapat
senyum dari air mata.. Tak
terpungkir hatiku sarat sakit parah bernanah
namun jalan ini membuatku
harus bisa menganggap hal
itu biasa dan tak ada apa
apa.. Hanya aku yang
mengerti betapa duka rasanya jadi aku ini.. Ku
pendam sendiri.. Diperujung
sisi mungkin cuma sepi dan
menangis sekedar mampir
menyentuh hati luka ini.. Ku
tahu tak ada yang akan bisa tahu apa rasaku.. Sakit
sekali perih tiada dua tapi
dengan segala mampu aku
harus sanggup meski
ragaku hampir rubuh dan
sungguh lelah tiada tara mendalam :'( :') ♥

Minggu, 13 November 2011

Caisereo

a ketulusan apa adanya
nurani
ia sebuah kasih yang penuh mengerti
ia selayak cahaya cinta
diantara galaksi membuat kelam tiada lagi
ia rentetan sutera sanubari begitu halus
ia kesetiaan manis yang terukir kuat
ia simfoni yang selalu
luluhkan hati tuk memanggil rindu
ia sesuatu yang tlah pergi
namun tak akan terganti

Sabtu, 29 Oktober 2011

Aku dan Sendiri

malam hitam ini menatap
pandangku yang
memadam
helai angin
langit membelai rasa yang
kemuram..
Desiran kelambu
jendela di tempat hatiku bersandar
mendiam,
menenang,
melirih..
Gemintang
bersembunyi tanpa melirik
cahyanya menembus kolong
jendela yang kelam..Pandangan pucat
mendalam
isak mencuat
dan berembunan kelopak
sayup ini..
Jatuh berserakan,
membasah, menegunkan
raga yang berarak termangu keperaduan
bumi..
Muka ini layu,,
semua
menyemu..
Saat raga
terpojokan sepi saat aku
yang dilahap sunyi,,
sendiri ...
Ya hanya aku dan sendiri

Senandung SAYONARA

Dipelukan hening yang
semakin dalam.. Air mata
beranjak pergi dari nanar
pandangan.. Angin kelam
mengiris puing hati yang
legam.. Dinginpun miris mengkoyak pedih ditengah
luka yang berjeritan lara..
Mengenang kebersamaan
tlah pada bait terakhir
selaksa cerita.. dan
menegakan sanubari lagukan senandung
Sayonara tuk yang pernah
ada tapi merelakan waktu
harus mengambil lalu tak
akan mengembalikannya
dan mengukir sebuah akhiran yang tak mungkin
lagi bercerita..

Selasa, 25 Oktober 2011

Terbanglah, dandelionku


perlahan kurentankan kakiku.. dengan terbata sedikit menyeret sampai langkah ini jangkau bibir jalan dinaung tebing itu.. dan termanggu aku sejenak dibayang tebing lalu mencuri pandang didesir angin menerobos bebaris belukar yang tenang berayun ke arahku..
tak lama sesuatu bertebaran dari bilik rerumputan disela belukar..
ia putih menyala, ringan dan indah melayang bersama hembusan angin yang sejak tadi membelai sisiku..
segera aku menyebak riuh rumput dan belukar tadi dan ku temukan ia.. sebuah dandelion sebab dua diantaranya tlah runtuh ditampar angin tadi..
dengan sepenuh kehatian ku patahkan ia dari tangkainya yang hijau segar.. dan sampailah ia dalam genggam jemari yang ku kukuhkan pada mahkotanya yang amat rapuh.. dalam genggam yang ku kuatkan ku lari secepatnya membelah sapuan hilir hingga ku lekas diujung pada tebing yang gagah melawan jingga yang meleleh.. lalu perlahan ku lepaskan genggamku dan alunkan bisik padanya "TUHAN,sampaikan tebaran dandelion ini selayak rindu hatiku tuk setiap hati disana yang amat terindu olehku" dan ku hembus kacau dandelionku sampai pecah berantakan menuju jauh keperanduan senja diufuk sore itu... :'D